Pages - Menu

topbella

Sabtu, 27 Oktober 2012

Untitled (SATU)

Hello, I'm coming back! :D yg akan aku share sekarang adalah salah satu koleksi cerbungku. Cerbung ini bisa dikatakan buah karya dari dari gabungan inspirasi antara kisah nyata dan cerita salah satu novel yg pernah aku baca (lupa judulnya. hehe :p), yg sedikit dibumbui dengan imajinasiku. Penasaran? monggo dibaca :D




Congratulation for us! Cheers.”, seru Marcel, Devan, Diana, dan Jenny berbarengan. Hari ini adalah hari kelulusan mereka berempat. Hari ini mereka memutuskan untuk mengadakan party kecil-kecilan dirumah Jenny. Jenny yang hobby memasak oke-oke saja kalau rumahnya dipakai ajang party kecil-kecilan mereka.
“Yuhuuy.. Akhirnya gue jadi anak SMA! Hahaha.”, seru Devan bangga.
“Iyaa nih. Gue ngga bakal lupa gimana awal mula kita saling kenal dulu. Yah, sekarang musti pisah lagi deh. Gue belum pengen pisah sama kalian, guys!”, saut Diana sedih. Awal mula mereka berempat bertemu memang aneh. Waktu itu, Devan dan Diana telat datang ke sekolah pada hari pertama mereka masuk ke sekolah itu. Alhasil, mereka terkunci diluar skolah dan tidak di ijinkan masuk. Namun ternyata mereka berdua tidak sendiri. Tidak jauh dari tempat mereka merengek-rengek pada satpam yang sedang berjaga agar diijinkan masuk, ada seorang anak laki-laki yang sepertinya juga terlambat. Setelah putus asa karena usaha mereka meluluhkan hati satpam itu gatot alias gagal total, Diana menarik Devan mendekati anak itu.
Sorry ganggu, kenalin gue Diana, dan ini Devan temen gue. Hmm, elo telat juga ya?”, Tanya Diana ragu-ragu. Belum sempat dijawab, tiba-tiba datang seorang gadis yang sepertinya bernasib sama seperti mereka bertiga. Terbukti karena gadis itu berlari tergesa-gesa.
“Tuh kan gue telat. Ya ampun, padahal ini kan hari pertama gue masuk sekolah.”, gumam gadis itu khawatir.
“Tenang aja. Lo bertiga ikutin gue. Gue tau gimana caranya supaya kita bisa masuk ke dalem tanpa ketauan.”, kata laki-laki itu. Dengan semangat’45, Devan dan Diana buru-buru mengikutinya.
***
“Elo mau ikut kita atau mau diem di situ ampek lumutan? Ayo buruan!”, kata Devan pada gadis yang baru datang. Gadis itu pun tersenyum, mengangguk, dan buru-buru mengikuti mereka. Ternyata mereka diajak melewati pintu blakang sekolah. Dari luar memang sepertinya pintu itu tidak dijaga oleh siapa pun.
“Eh, kok kayaknya gampang banget? Pasti bentar lagi kita dapet masalah deh.”, gumam Diana.
“Halah.. elo sih kebanyakan baca novel. Jadinya lo parnoan gini. Uda deh, semua aman terkendali.”, saut Devan. Namun sepertinya kali ini Diana benar. Terbukti di depan mereka ada seorang guru yang menangkap basah kehadiran mereka disana.
“Owh, rupanya ada penyusup cilik disini. Ayo ikut bapak!”, kata guru itu tegas.
“Tuh kan bener apa kata gue.”, bisik Diana sambil menjulurkan lidah keapada Devan.
Sorry, gara-gara gue kalian jadi ikut terjerumus. Oiya, nama gue Marcel.”, kata laki-laki itu ---yang kemudian diketahui bernama Marcel---
“Oke, no problem. Kita juga kok yang mutusin buat ngikutin elo.”, jawab Devan sambil nyengir kuda. “Terus nama lo siapa?”, tanyanya pada gadis yang ada di belakang mereka.
“Gue Jenny.”, jawabnya singkat sambil tersenyum kalem. Itu lah awal pertemuan mereka berempat. Setelah mendapat hukuman bersama-sama, semakin hari mereka kian akrab. Dan persahabatan mereka bertahan sampai sekarang.
“Elo mau lanjut kemana Jen?”, lanjut Diana
“Gue lanjut ke SMA Tunas Bangsa dong. Gue mau nyari jurusan Tata Boga.”, jawab Jenny mantap.
“Kalo elo gimana Cel?”, tanya Diana sambil menoleh Marcel.
“E-eh, iya ntaran aja. Gue belum laper.”, jawab Marcel asal. Ia yang sejak tadi sibuk bermain video game bersama Devan, sama sekali tidak memperhatikan percakapan antara dua gadis itu.
“Ish.. Jakasembung banget sih lo! Siapa juga yang nawarin lo makan. Gue tadi nanya elo mau lanjut kemana MARCEL MARCELLO. Elo laper ya Cel? Liat gue dong!”, saut Diana jengkel yang dibarengi dengan gelak tawa dari Jenny dan Devan.
“Hah? Gue salah yaa?”, jawab Marcel meringis. Mau tidak mau akhirnya ia menoleh ke Diana. “Hmm.. Gue mau lanjut ke SMA Harapan Nusantara, Di.”. Kelengahan Marcel dimanfaatkan dengan baik oleh Devan. Akhirnya ia menyetak satu gol di video game itu dan langsung membuat Marcel kalah 1-0.
“Wah, curang lo Van! Haduh.. Gara-gara lo sih Di. Kan jadi kalah ni gue.”, kata Marcel cemberut.
“Hahaha.. Udah deh, kalah ya kalah aja. Gak usah pake protes segala. Apalagi pake nyalahin orang. Hahaha..”, saut Devan jail. Diana dan Jenny tertawa geli melihat tingkah laku 2 sahabat mereka yang seperti anak kecil itu. “Elo gak nanyain gue mau skolah dimana Di?”, lanjut Devan.
“Oh iya, elo mau sekolah dimana Van?”, tanya Jenny penasaran.
“Kemana lagi kalo bukan ke SMAN 12 Semarapura. Elo juga sekolah disana kan, Di? Wahwah, satu sekolah lagi deh lo sama si Devan.”, kata Marcel.
“Loh, kok malah lo yang jawab sih Cel?! Yang ditanya kan gue! Huh.. lo hobby banget nyuri start!.”, gerutu Devan tidak terima yang disambut juluran lidah dari Marcel.
“Haha.. Gak enak ka nada orang yang nyuri start? Makanya lo juga jangan suka nyuri start!”, cibir Diana. “Iya gue skolah disana. Tau tuh Devan. Hobby banget nguntit gue.”
“Haha.. iya dong. Gue kan gak mau jauh-jauh dari lo Di. Dari TK sampe SMP kan kita uda bareng. Rumah sebelahan pula. Jadi SMAnya juga harus bareng dong.”, jawab Devan sambil senyum-senyum gaje!
“Idih.. Males banget gue satu sekolah mulu sama elo. Jangan sampe deh ntr satu kelas lagi.”, jawab Diana asal. “Oiya, kalo Jenny sekolah di SMA Tunas Bangsa, terus Marcel di SMA Harapan Nusantara, berarti sekolah gue sama Devan lokasinya ada di tengah-tengah sekolah kalian dong?? Waahh.. Kalian sengaja yaa?”, seru Diana semangat.
“Iya dong. Kan biar bisa bareng-bareng terus. Nanti setiap pulang sekolah kita kumpul di SMAN 12. Jadi kebersamaan kita gak bakal putus deh.”, jawab Jenny sambil tersenyum sumringah. Mereka berempat memang tinggal di satu komplek. Devan dan Diana tinggal bersebelahan. Sedangkan Marecel dan Jenny juga tinggal bersebelahan, hanya saja berbeda blok dengan Devan dan Diana. Itu yang menjadi salah satu faktor mereka bisa akrab seperti sekarang.

---to be continued---

0 komentar:

Posting Komentar

About Me

 
Story© Diseñado por: Compartidisimo