Pages - Menu

topbella

Selasa, 17 Mei 2011

Friendship Becoming a Hostility (Part 1)

"Good morning everbody!". Suara cempreng Intan langsung memenuhi setiap sudut kelas, membuat semua mata tertuju padanya. Tanpa casciscus lagi, dengan pedenya Intan berjalan ke bangkunya.
"Haduh, elo tuh ga bisa tenang dikit ya. Baru dateng aja udah bikin ricuh seantero kelas. Kayak baru dapet rejeki nomplok aja! Elo lagi seneng ya tan?", komentar Emi.
Ekspresi wajah Intan berubah seketika ketika mendengar pertayaan Emi. Wajah Intan yang tadinya seperti orang yang mendapatkan rejeki nomplok, sekarang berubah menjadi wajah orang yang baru saja kecopetan. Melihat perubahan ekspresi Intan, Emi sadar ada yang tidak beres dengan sahabatnya ini.
"hoy, kok malah ngelamun sih? elo lagi sakit ya? Pulang aja gih, dari pada nanti elo disini kenapa-kenapa ntar gue juga yang ujung-ujungnya repot", celetukan Emi menyadarkan lamunan Intan.
"ah,eh.. iyaiya gue gapapa. Cuma lagi inget something." Intan pun kembali murung.
"mikirin apaan lo? cerita dong sama gue. siapa tau gue bisa bantu. Eh iya, gimana tuh hubungan lo sama Tristan. Gue denger-denger elo sering ribut ya sama dia?". Pertanyaan Emi yang to the point itu membuat Intan semakin murung. Ia sendiri tidak mengerti bagaimana jalinan asmaranya sekarang.
"hh.. Gue sendiri ga ngerti mi. Sekarang gue sama Tristan tuh ibarat anjing sama kucing. Beratem mulu kerjanya. he always treat me like I'm his BIG enemy not he's lover.", jawab Intan dengan wajah semakin murung. Bingung mau menanggapi apa, Emi hanya bisa mengangguk dan menepuk-nepuk pundak Intan.

0 komentar:

Posting Komentar

About Me

 
Story© Diseñado por: Compartidisimo